STRUKTUR DAN FUNGSI POHAMBAHAMBA DALAM MASYARAKAT PERANTAU WILAYAH PERKOTAAN
Abstract
ABSTRAK
Perantau di wilayah perkotaan seringkali kurang mendapat perhatian dalam isu-isu sosial, budaya, politik
dan sistem kebijakan. Asumsi ini muncul karena kurangnya wacana kritis berkaitan dengan komunitas
perantau pada aspek kelembagaannya, struktur maupun fungsinya pada ranah perkotaan. Kelembagaan
perantau hanya mendapat perhatian saat momentum pemilihan kepala daerah ataupun pemilihan calon
legislatif . Cerita budaya dan fakta sosial mengenai kekuatan nilai budaya perantau di wilayah perkotaan
sesungguhnya turut menguatkan pondasi keamanan di wilayah perkotaan dengan menjunjung tinggi nilai
budaya pohambahamba. Namun demikian, nilai budaya pohambahamba hanya menjadi konsumsi
dikalangan komunitas perantau saja, pohambahamba sebagai arena solidaritas melalui strategi
adaptasinya, kearifannya, maupun pengetahuan lokal para perantau masih tetap dilestarikan. Begitupun
di wilayah perkotaan, para perantau mengkonstruksikan nilai budaya pohamba hamba secara struktur dan
fungsional. Secara struktur, pohambahamba bagi perantau di terapkan dalam proses life cycle dan arena
sosial, sedangkan secara fungsional bersifat mengikat diantara masyarakat perantauan di wilayah
perkotaan.
Kata kunci: struktur, fungsi, pohambahamba, perantau
Full Text:
PDFReferences
Ahimsa-Putra. H.S. 2017. Paradigma Etnosains: Kehadiran dan Perkembangannya di Indonesia. (Cetakan
Pertama). LIPI Press. Jakarta.
Abbas Husen, dkk. 1985. Kamus Wolio Indonesia. Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Effendi Nursyirwan. 1997. Pasar dan Fungsi Kebudayaan. Dalam E.K.M. Masinambow Koentjaranigrat
dan Antropologi di Indonesia. Asosiasi Antropologi Indonesia Bekerjasama dengan Yayasan Obor
Indonesia. Jakarta.
Fatima dkk. 2016. Solidaritas Sosial Masyarakat Jawa Perantauan di Kampung Jawa Kota
Tanjungpinang. Laporan Penelitian. Jurusan Sosiologi, Fakultas lmu Sosial dan Ilmu Politik.
Univeraitas Maritim Raja Ali Haji. Kepulauan Riau.
http:joshuaproject.net/people-profile.php?rog3=ID&peo3=11384.
Joshua Project. 2011. Ciacia, South Butonese of Indonesia. Yayasan Lembaga SABDA (YLSA).
Koetjaranigrat. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta. Jakarta.
------------------.1987. Sejarah Teori Antropologi I. UI Press. Jakarta.
Kurniawan Iqbal Muhammad. 2014. Lori-lori sebagai Pilihan Sarana Berdagang di Sekitar Pasar
Mandonga Kota Kendari: Strategi Adaptasi Pedagang Asal Ciacia Rongi. Skripsi Jurusan
Antropologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Halu Oleo. Kendari.
Kusuma Ima Andi. 2014. Mappatettong Bola Wujud Kegotongroyongan Masyarakat Bugis. Makassar.
(Skripsi) Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar.
Marzali Amri. 2005. Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Kencana. Jakarta.
Sahlan. 2016. Kearifan Lokal Kabanti untuk Masyarakat Buton: Penelitian Analisis Konten. Parameter, 29
(2): 198.
Sarwati. 2019. Budaya Pohamba-Hamba: Gotong Royong Etnik Cia-Cia Perantau Di Kelurahan
Anggilowu Kecamatan Mandonga Kota Kendari. Skripsi Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu
Budaya. Universitas Halu Oleo.
Sumampouw Oksfriani Jufri & Nelwan Jelni Ester. 2019. Mapalus Dalam Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Minahasa Di Sulawesi Utara. (Cetakan Pertama). Program Studi Antropologi Fakultas
Ilmu Budaya. Universitas Brawijaya Malang
Palmer Blair. 2004. Migrasi dan Identitas: Perantau Buton yang Kembali ke Buton Setelah Konflik Maluku
-2002. Antropologi Indonesia, XXVII (74): 95.
Refbacks
- There are currently no refbacks.