Tampilan Kesuburan Sapi Bali Induk yang Dikawinkan Langsung dengan Pejantan dan Inseminasi Buatan Ketika Estrus Hasil Sinkronisasi Menggunakan PGF2α

Petrus Kune, Rini Widyastuti, Takdir Saili

Abstract


ABSTRAK

Angka kebuntingan sapi bali yang mengalami sinkronisasi estrus dan diinseminasi pada saat estrus muncul masih di bawah 50%. Akan tetapi, persentrasi gejala estrus yang muncul setelah sinkronisasi selalu di atas 85%.  Oleh karena itu, penelitian untuk mengevaluasi tingkat kebuntingan sapi bali setelah sinkronisasi, deteksi estrus dan perkawinan baik kawin alam maupun inseminasi telah dilakukan dengan menggunakan 67 ekor sapi bali induk umur 4-6 tahun yang mempunyai corpus luteum periodik. Penelitian dilakukan sebanyak empat tahap dengan masing-masing tahap selama 22 hari. Semua sapi percobaan dipelihara secara intensif pada 5 pedok yang terpisah dan setiap pedok ditempatkan 4 ekor sapi bali induk dan seekor pejantan. Hormon estron digunakan untuk sinkronisasi induk sapi percobaan dengan dosis 5 ml/ekor secara intra muscular, selanjutnya dilakukan induk sapi dikawinkan pada hari pertama sampai kelima setelah sinkronisasi dan deteksi estrus. Deteksi estrus diperpanjang sampai dengan akhir siklus estrus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 91,05% sapi percobaan mengalami estrus setelah sinkronisasi sedangkan gejala estrus muncul mulai hari pertama sampai hari kelima (rata-rata hari ke 3) setelah sinkronisasi.  Angka kebuntingan yang diperoleh rata-rata 27,87%.  Estrus alami (terjadi setelah estrus sinkronisasi) mulai muncul setelah 6-13 hari (rata-rata 8 hari) estrus hasil sinkronisasi muncul.

Kata Kunci: estrus, kebuntingan, PGF2α

 

 

Therefore, the experiment related to evaluation of conception rate of bali cow following synchronization, estrus detection and natural mating or artificial insemination was conducted using 67 bali cow aged 4-6 y.o. that has periodic corpus luteum. The experiment was conducted in four sequent periods (22 days each).  All animal was kept intensively in 5 separate paddocks where each paddock was allocated five animals (4 cows+1 bull).  Estron contained PGF was injected intramuscular (5 ml/head) to all cows for synchronization while mating (natural mating and artificial insemination) was conducted during 1-5 days following synchronization and estrus detection.  Estrus detection was prolonged up to the end of estrus cycle. The results showed that 91.05% of synchronized cow was estrus, while the estrus sign occurred on day 1-5 (day 3 in average) after synchronization. Conception rate gained in this experiment was 27.87%.  Natural estrus that occurred following synchronized estrus varied between 6-13 days (8 days in average) after synchronized estrus occurred.


Keywords:
 conception, estrus, PGF, synchronization

 

 


Full Text:

PDF

References


Bell, H.L.L. 1990. Pengaruh Berbagai Dosis dan Cara Pemberian PGF2α terhadap Performan Reproduksi Sapi Bali. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Burhanuddin, M.R. Toelihere, T.L. Yusuf, I.G.M.A.K. Dewi, I.G.Ng. Jelantik, & P. Kune. 1992. Efektivitas PGF dan Hormon Gonadotropin terhadap Kegiatan Reproduksi Ternak Sapi Bali di Besipa, Timor Tengah Selatan. Buletin Penelitian Undana. Edisi Khusus Ilmu Ternak.

Kune, P. 1998. Respons Estrus, Kesuburan Sapi Potongdan gambaran Profil Hormon Progesteron, dan Estrogen dalam Kegiatan Sinkronisasi menggunaan Prostaglandin F2alfa(PGF2α), Progesteron (CIDR) dan Estradiol Benzoat dan Kombinasinya. Tesis. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kune, P. & Najamudin. 2002. Respons estrus sapi potong akibat pemberian progesteron, prostaglandin F2α dan estradiol benzoat dalam kegiatan sinkronisasi estrus pada sapi potong. Jurnal Agroland 9(4):380-384.

Kune, P. & N. Solihati. 2007. Tampilan estrus dan tingkat kesuburan sapi bali timor yang diinseminasi. Jurnal Ilmu Ternak 7(1):1-5.

Kune, P., H.L.L. Belli, & W.M. Nalley, 2018. Respons Estrus Hasil Sinkronisasi dengan Prostaglandin F2alfa (PGF2α) dan Angka Kebuntingan serta Pola Estrus Alamiah Sapi Induk Bali. Prosiding Seminar Nasional Penelitian Berkelanjutan Berbasis Lahan Kering 4. Undana Press. Kupang, 5 Nopember 2018.

Saili, T., A. Bain, A.S. Aku, M. Rusdin, & R. Aka. 2011. Sinkronisasi estrus melalui manipulasi hormon agen luteolitik untuk meningkatkan efisiensi reproduksi sapi bali dan PO di Sulawesi Tenggara. Agriplus 21(1):50-54.

Toelihere, M.R., I.G.Ng. Jelantik, & P. Kune. 1990. Perbandingan Performans Produksi SapiBali dan Hasil Persilangannya dengan Frisian Holstein di Besipae, Timor Tengah Selatan. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan Undana. Kupang.

Toelihere, M.R. 1993. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Angkasa. Bandung.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2019 Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis

Creative Commons License
(JITRO) Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Tropis  is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.