GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD DR.H.L.M. BAHARUDDDIN, M.KES
Abstract
Abstrak
Menurut WHO, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) —yang didefinisikan sebagai bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram—memiliki tingkat kematian 20 kali lebih besar daripada bayi yang lahir dengan berat lebih dari 2.500 gram. Angka kematian bayi (AKB) di seluruh dunia masih relatif tinggi, yaitu 54 per 1000 kelahiran hidup, menurut WHO. BBLR (38,94%), hipoksia neonatorum (27,97%), infeksi seperti sepsis pada bayi baru lahir (5,68%), pneumonia (5,68%), dan kelainan bawaan (4,04%) adalah penyebab utama kematian. Ditemukan 30 kasus bayi baru lahir dengan BBLR, berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari surveilans awal kejadian BBLR di RSUD Kabupaten Muna. Informasi tersebut dikumpulkan antara bulan Januari dan Desember 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kondisi gizi ibu hamil di RSUD Kabupaten Muna pada tahun 2023 yang memiliki kejadian BBLR. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan metodologi penelitian deskriptif kuantitatif. Semua ibu yang memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dari bulan Februari hingga Desember 2022, sebanyak 30 orang, merupakan sampel penelitian. Kelompok ini dipilih dengan menggunakan metodologi total sampling. Dari 30 responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa 19 orang (63,3%) pernah mengalami anemia selama kehamilan, sedangkan hanya 11 orang (36,7%) yang tidak memiliki riwayat anemia. Kemudian, ada 17 orang (57,7%) dengan riwayat kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil, dan ada 13 orang (43,3%) ibu yang tidak memiliki riwayat tersebut.
Kata kunci: Anemia; Kekurangan Energi Kronis; BBLR
Abstract
According to the WHO, infants with low birth weights (LBW)—defined as those who are born weighing less than 2,500 grams—have a death rate that is 20 times greater than that of infants who are born weighing more than 2,500 grams. The infant mortality rate (IMR) worldwide is still relatively high, at 54 per 1000 live births, according to the WHO. LBW (38.94%), hypoxia neonatorum (27.97%), infections such as newborn sepsis (5.68%), pneumonia (5.68%), and congenital abnormalities (4.04%) were the main causes of mortality. 30 instances of LBW newborns were discovered, according to information gathered from early surveillance of LBW incidents at the Muna District Hospital. The information was gathered between January and December of 2022. The purpose of this research is to describe the nutritional condition of expectant mothers at the Muna District Hospital in 2023 who have an LBW incidence. This study uses a cross-sectional design and a quantitative descriptive research methodology. All moms who had infants with low birth weight (LBW) from February to December 2022, up to 30 persons, comprised the study's sample. This group was selected using the total sampling methodology. Out of 30 respondents, the findings revealed that 19 (63.3%) had experienced anemia during pregnancy, whereas only 11 (36.7%) had no such history. Then, there were 17 persons (57.7%) with a history of chronic energy deficiency (CED) in pregnant women, and there were 13 people (43.3%) with moms who had no such history.
Keywords: Anemia; Chronic Energy Deficiency; Low Birth Weight
Menurut WHO, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) —yang didefinisikan sebagai bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram—memiliki tingkat kematian 20 kali lebih besar daripada bayi yang lahir dengan berat lebih dari 2.500 gram. Angka kematian bayi (AKB) di seluruh dunia masih relatif tinggi, yaitu 54 per 1000 kelahiran hidup, menurut WHO. BBLR (38,94%), hipoksia neonatorum (27,97%), infeksi seperti sepsis pada bayi baru lahir (5,68%), pneumonia (5,68%), dan kelainan bawaan (4,04%) adalah penyebab utama kematian. Ditemukan 30 kasus bayi baru lahir dengan BBLR, berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari surveilans awal kejadian BBLR di RSUD Kabupaten Muna. Informasi tersebut dikumpulkan antara bulan Januari dan Desember 2022. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan kondisi gizi ibu hamil di RSUD Kabupaten Muna pada tahun 2023 yang memiliki kejadian BBLR. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan metodologi penelitian deskriptif kuantitatif. Semua ibu yang memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dari bulan Februari hingga Desember 2022, sebanyak 30 orang, merupakan sampel penelitian. Kelompok ini dipilih dengan menggunakan metodologi total sampling. Dari 30 responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa 19 orang (63,3%) pernah mengalami anemia selama kehamilan, sedangkan hanya 11 orang (36,7%) yang tidak memiliki riwayat anemia. Kemudian, ada 17 orang (57,7%) dengan riwayat kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil, dan ada 13 orang (43,3%) ibu yang tidak memiliki riwayat tersebut.
Kata kunci: Anemia; Kekurangan Energi Kronis; BBLR
Abstract
According to the WHO, infants with low birth weights (LBW)—defined as those who are born weighing less than 2,500 grams—have a death rate that is 20 times greater than that of infants who are born weighing more than 2,500 grams. The infant mortality rate (IMR) worldwide is still relatively high, at 54 per 1000 live births, according to the WHO. LBW (38.94%), hypoxia neonatorum (27.97%), infections such as newborn sepsis (5.68%), pneumonia (5.68%), and congenital abnormalities (4.04%) were the main causes of mortality. 30 instances of LBW newborns were discovered, according to information gathered from early surveillance of LBW incidents at the Muna District Hospital. The information was gathered between January and December of 2022. The purpose of this research is to describe the nutritional condition of expectant mothers at the Muna District Hospital in 2023 who have an LBW incidence. This study uses a cross-sectional design and a quantitative descriptive research methodology. All moms who had infants with low birth weight (LBW) from February to December 2022, up to 30 persons, comprised the study's sample. This group was selected using the total sampling methodology. Out of 30 respondents, the findings revealed that 19 (63.3%) had experienced anemia during pregnancy, whereas only 11 (36.7%) had no such history. Then, there were 17 persons (57.7%) with a history of chronic energy deficiency (CED) in pregnant women, and there were 13 people (43.3%) with moms who had no such history.
Keywords: Anemia; Chronic Energy Deficiency; Low Birth Weight
Full Text:
PDFDOI: http://dx.doi.org/10.37887/jgki.v4i4.47108
Refbacks
- There are currently no refbacks.